harmony

harmony

Jumat, 30 April 2010

selamanya


sinar yang memancar
lewat sebuah jendela
menyebarkan kehangatan
keindahan yang teresap
ketika kau menjadi musafir
di jalan gelap tak berujung

ah, akupun sedang menuju
jendela hatimu
kehangatan dan rumah bagiku

(selamanya, kau tempatku pulang)

pati, 30 april 2010

ya, kesunyian adalah cermin


dimanakah kau
aku mencari dalam pelosok pagi

ku pindai setiap tingkap sepi
bercermin dalam kesunyian
hanya untuk mendapati
kau
dalam seluruh relung jiwaku

ah kau,
di pintu manakah kau berdiri?

pati, 30 april 2010

lantana camara


mengingatmu,
benakku menari atas bayangan
rumput basah yang rebah dibawah pijakan
ranting patah berkulit terkelupas
lukisan lumut kerak di batang pohon
kabut berat menutup pandang
gemulai warna warni ponco dalam derai
dan semak itu kawan
semak yang selalu berhasil membuat kita tertawa
..lantana camara ..bukan?
dengan bunganya yang cantik
tak pernah satu warna
seperti si dia, katamu
yang selalu bersedih 'lantaran asmara'

mengingatmu,
benakku menari atas kemudaan
jiwa yang tak patah oleh jaman
dengan beribu asa dalam genggaman

mengingatmu,
sungguh

pati, 30 april 2010

Kamis, 29 April 2010

ini tentangku


jinkan aku diam dan berteduh
dalam kesunyian yang menyeluruh
bukan karena kau
hanya aku

kupilih
kesunyian dalam kesunyian
dan bukanlah
kesunyian dalam keramaian

(: hanya aku, sungguh)

pati, 29 april 2010

aku hanya bertanya, dimana kita taruh titian in


apa yang hendak kita jembatani?
sementara ngarai dan lembah begitu dalam
tak bertepi
apa yang coba kita hubungkan
jika tumpuan begitu bias
juntaian ujungnya putus asa mencari pijakan
apa yang hendak kita raih?

kau tau
kadang dalam ketakseimbangan
betapa berharganya
titian yang kau susun satu per satu

pati, 29 april 2010

maaf


pagi hampir menjemput belahan jiwanya
sang siang
aku..
entah mengapa hari ini
kupakai seluruh kegamanganku
bolehkah aku bersama pagi
sebentar lagi saja?

:
masih bersama malam kah kau
pagimu kupinjam sedikit lebih lama
aku mengajarinya menyapamu
maafkan aku...
pati, 29 april 2010

kau


gemerisik rerumputan ini
membuai meninabobokanku
kedamaian yang alam tawarkan
namun damai yang kuresapi adalah kau
keindahan yang tak pernah pupus
hadirmu meninggalkan bekas
yang menggerogoti jiwaku

tetaplah ada kumohon
selama aku ada

pati, 28 april 2010

Selasa, 27 April 2010

kamboja


sekuntum bunga kamboja
melayang jatuh tertiup angin
dalam kepasrahan
tergeletak di hamparan rumput
memancarkan keindahan terakhir
sebelum waktu berhenti berdetak
lenyap terhisap masa

betapa indahnya kesadaran
hingga waktu tak berlalu bak pencuri

pati, 27 april 2010

puzzle


seekor capung merah terbang
berputar dalam kibasan sayapnya yang lembut
hinggap pada helaian rumput rebah berdaun lebar
betapa kontrasnya ia
keunikan terpancar padanya
kau tau
sekellilingnya bagai ada untuknya

keseimbangan
kesadaran diri
keserasian
keterikatan
puzzle yang tertutup sempurna

: kau kepingan terakhir puzzle ku

pati, 27 april 2010

Senin, 26 April 2010

ungu


hati yang dipertaruhkan
pada segenggam rindu
apa hendak dikata?
mampukah kau berkata biru bukan biru
merah bukan merah
sementara mereka menari nari
pada putihnya hati
siapa yang hendak kita kelabui?

: itulah mengapa ungu begitu indah di mataku

pati, 26 april 2010

ray of light


jika aku melihatmu bagai aku melihat diriku
ketika senyummu berarti sinar mentari
dan belaimu nafas hidupku

jika sapamu adalah bekalku menapak hari
ketika bisikmu berarti kesejukan angin
dan langkahmu langkahku

itulah hati
cinta dalam jiwa
dan hidup menarikan selebihnya

pati, 25 april 2010

daun cinta kum



bukan namamu yang membuatku rindu, kum
hanya senang menyanyikan namamu
ditengah kesunyian
kum -kum , kum- kum, kum-kum,

kum, aku bisa menirukan senyummu
jangan terlalu lebar, jangan melo,
awas gigi jangan diobral, miring sedikit
ah kau dan aturan senyummu
tapi tiada aturan itu di matamu
ada hati di binarnya

kum,...
daun bauhenia nya kupetik
bunganya masih merah jambu
dan tanda pada daun itu tetap abadi
seperti katamu
sebuah hati...

pati, 26 april 2010

Sabtu, 24 April 2010

cukup


sekali ini tak perlu pengandaian
tak perlu cermin
tak juga topeng
terlebih tak perlu kamus

kau
aku
hanya sebagai diri

yang menikmati hujan sebagai hujan
matahari sebagai matahari
udara sebagai udara
hidup sebagai hidup
hari ini sebagai hari ini

: betapa mudahnya
jika segalanya cukup oleh adanya

pati, 24 april 2010

Jumat, 23 April 2010

mungkin


ada peta tak kasat mata
terukir dalam nadi
yang membuat
kau
aku
kembali ke sini

mungkin kerinduan
mungkin keterikatan
atau keharusan
bagiku tak masalah

karena simfoni kita sama
: pulang

pati, 23 april 2010

the rustle of leaves


jika aku telah jauh dan mengabur
apakah kau kan cari sapaku
pada larik larik
yang kusebar dibelakangku?

jika aku hilang dan menguap
akankah kau ingat aku
diantara barisan sajak
yang tersangkut di kerongkongan?

jika aku mengabut dan lenyap
kau carikah aku
di setiap sunyi pagi
pada serakan puisi yang senyap?

:
ada namamu disana
pada setiap baitnya
untuk mengingatku

pati, 23 april 2010

sahabat baikku


tolong, jangan dulu pergi
aku tak sedang bermain dengan kunang kunang
mereka jatuh cinta padaku diujung mataku
keriap cahaya dan dengungnya
serasa membelah kepalaku dalam ribuan keping

ssst sudahlah
jangan pergi saja
mereka tak bermaksud jahat
hanya tak tau batas candanya
baginya aku miliknya, santapannya hari ini

pati, 23 april 2010

sulur


pagi hening
bentangan belantara dalam setiap kelokan

api
air
angin
aksara

pilihanku : kau
dalam hijaumu ku luruh
dalam semakmu ku terbakar
dalam sunyimu ku hanyut

ketika kau belantara
aku sulur
diam dalammu

pati,23 april 2010

Kamis, 22 April 2010

senja datang tanpa pengandaian


senja telah datang
pada hari...pada kita...
pada senyummu, pada kerlingku
pada belaianmu, pada kata kata cintaku
pada wajahmu, pada leherku

sayangku,
apakah senja juga datang pada hati
tak bisakah kita hadapi saja senja hari
dengan hati yang tetap utuh?

pati, 22 april 2010

semua ada masanya, bukan?

aku bercermin pada setiap kerut wajahmu

musim kerontang meranggas dan mencekik
alurnya begitu dalam melintang pipi
harapan yang tak sebanding dengan asa

ketika terbahak dibawah matahari
kerut bahagia disekeliling ujung bibirmu
betapa inginnya kuukir namaku disana

ketika dingin membeku
kernyit halus disekeliling matamu
dimanakah aku?

aku bercermin pada kerutmu, kasihku
hingga aku yakin sedalam apa aku menggoresmu
pada ketika apa dibawah matahari

pati, 22 april 2010

hanya selembar hari

aku hendak mengurainya satu satu
selapis demi selapis
hingga tak ada relung bagiku
tuk sembunyi

bolehlah kau tengok lebih dekat
pada seirisan tipis yang tertinggal
itu hanya : aku
pada selembar hari ketika kau tak ada

bukankah telah kutitipkan rindu
ketika kesunyian merepih
dalam gemuruh detik yang menggila
: waktu kita berkurang, sayang

pati, 22 april 2010

ada banyak cara bukan?

sebaris senyum sepenuh hati
memantul di kebeningan sorotmu
aku menggengamnya sepenuh jiwaku

: hati hati ya!

(kau bisa membacanya : i love u)

pati, 22 april 2010

aku kartini..dalam imaji pilihanku

untukmu
yang selalu bertanya : kerja dimana mbak?

kau tak salah,... tak perlu merasa salah
bukankah kami yang menggaungkan persamaan gender?
kau hanya membuatku tertunduk
merasa bukan apa apa bukan siapa siapa

yang bisa kuceritakan padamu hanya
tentang gigi anak anakku yang tanggal
susahnya membuat kepang lima yang lurus
ikan mana yang busuk atau masih segar
apa yang bisa kau minum untuk sariawanmu
atau bagaimana agar garis celanamu lurus

kantorku tak besar
2x3..3x4..4x5..namun tak hitam putih
berwarna pelangi sesuai yang kumau
aku bos dikantorku
hanya meramu sesuatu
yang membuat anak anak dan suamiku rindu pulang

hari ini dengan bangga ku tegakkan kepalaku
seorang sahabat berkata dengan lantang
"mengapakah pula kau kalah dengan opini dan persepsi?"
aku..kartini dalam pilihanku

(terima kasih buat paradoks karir-rumah tangganya : nida f.s)

pati, 21 april 2010

Selasa, 20 April 2010

separuh malam yang terlewati

gerah yang kau titipkan lewat angin
ku taruh dalam kotak kertas

jika malam tiba dan hanya ada dingin
atau gelap yang tak memilah
biarlah kotak kertas itu bermakna
menjadi sedikt kehangatan
menjadi sepercik api
menjadi sekilas sinar

ruh kita malam ini

berpendar lemah lewat celah pintu
setidaknya malam tersisa separuh

pati, 20 april 2010

itu yang terlihat dari jendelaku


hanya sebuah lanskap tanah kosong
basah oleh hujan tak diundang

kenapa juga aku merasa
seperti kupu kupu bersayap sobek
menggelepar dalam pinggan tak bertelinga?

pagi adalah misteri
entah di pintu mana kini aku menjejak
akan kuikuti pintu yang telah kau buka
jejakmu masih terikat pada kehampaan
yang menggantung setelah kau lalu

: kau tak sedang membodohiku kan?

pati, 20 april 2010

Senin, 19 April 2010

hhhhhh!

aku hendak membekukan waktu ini
pada sebuah gelas bening
harus bening karena isinya begitu keruh
kutaruh di sudut
terlihat namun tak terjangkau
hanya sebagai pengingat
kadang aku ingin membekukan waktu

pati. 19 april 2010

i just want to close my eyes for a second

bayang bayang dalam bingkai
aku bingung
dimanakah hendak kutaruh?

matahari terlalu rajin
mengirimiku bayangan pada pagi
yang dibangunnya untukku

pati, 19 april 2010

tat twam asi

hai dimana kah kau?
kupikir hari ini kita hendak berbicara
tentang rumput yang sedang kaulukis,
embun yang jatuhnya irit
awan yang lebih banyak berbentuk beruang daripada kelinci
pelangi yang ujungnya patah
aha, atau cerita lucu tentang debu

aku takkan mengajakmu berbicara tentang sepi
karena jika dia menguap tak ada lagi cerita
yang biasa kubagi tiap pagi denganmu

detik yang bisa kita hitung memang belum berlaksa laksa
tapi kisah yang terbagi telah berjaman hingga saat kita berdiri
'tat twam asi'...mereka mengkidungkan ini
kau ingat, aku sudah belajar melagukannya
dengan melodi yang kita harmonikan dalam hati

hai..dimanakah kau?
aku hanya ingin berbagi birai cahaya
yang memantul melewati tirai
temanku, kau baik baik saja kan?

pati, 19 april 2010

in my sabbath day 4

Bapa sungguh aku mohon ampun

hari ini Kau memiliki 10 menit saja awal pagiku
lambangMu kubawa di leherku
namaMu dikaosku
kidungMu ditelingaku
firmanMu di dalam tasku
dan sisa hari ini kuhabiskan buat diriku

ampuni aku dan jangan murkaMu turun atasku
bagai sodom dan gomora
atau hendakkah kau jadikan aku tiang garam?

kumohon
maafkan aku
karena hatiku dipenuhi olehMu

solo, 18 april 2010

Sabtu, 17 April 2010

hujan, solo, aku

tenda merah lepek dibawah hujan
tak lebih buruk dari aku yang lepek di bawah tenda
pada setiap tetesan yang bersinar dibawah lampu jalan
pintaku cuma satu : jatuhlah lurus
punggungku beku dan berkeriut

siapa yang lebih bodoh sebenarnya
tenda yang berusaha tegar dan tetap ceria
atau aku : ini solo!

solo, 17 april 2010

oleh oleh buat sahabatku

dalam alam semesta ini

aku adalah sebutir debu yang melayang di udara
bersama ribuan butir debu lain hingga tak terhingga
melayang pula bersama debu dirimu
jatuh ke bumi bersama tetesan hujan
bersatu dengan tanah yang juga kumpulan debu

jika aku menjadi tanah, kaupun menjadi tanah
kita tanah yang bersisian dengan tanah tanah lain
kita inilah yang membentuk dunia

jika tanah disisiku menghilang
berarti ada bagian dari diriku yang berkurang
setiap tanah yang hilang membuat ku berkurang

dalam alam semesta ini
kita menjadi bagian satu sama lain

solo, 17 april 2010

sebuah tugu dekat tlatar

sebuah tugu batu hitam di pusat kota
dibuat sebagai pusat simpangan
kendaraan yang hilir mudik berkeliling disekitarnya
jika kau cukup peduli
ada berpuluh nama tercetak cat putih
melingkar disekeliling tugu
jika tidak, kau hanya sama sepertiku
berputar mengitari tugu mencari arah pulang


tugu batu hitam di pusat kota
berisi nama mereka yang mati
demi orang orang bodoh seperti kita
kau tau pikiran pertamaku ketika melihat batu hitam
aku teringat cobekku
makhluk bodoh yang berguru pada perut

apa yang kau pikir tentang batu itu?

tlatar, 17 april 2010

Jumat, 16 April 2010

kau, aku dan kekinian

jika kau hendak membelah rindu
tak usah kau pikirkan kesimetrisannya
selama tak rancu tak sungsang tak ambigu

belati bekasmu membelah
masih tertancap di buluh bambu
yang hendak kau anyam sebuah peraduan
tetapi mengapa hanya serpihan sembilunya yang kau ikat?

sebuah lingkaran tetap lingkaran
jika penambahan hanya pada intinya
pengurangan pembagian hanya akam membuatnya
menjadi pecahan tak rasional

maaf ternyata otakku yang sungsang
ketika berpikir tentang kau, aku, dan kekinian

: ada kalanya sesuatu itu bukan untuk dimengerti

pati, 16 april 2010

merajut mimpi meretas murka

kekasihku terpuruk..
remuk redam seluruh wajahnya
dihempas pukulan kebencian
tendangan amarah terpendam
lepuh dan borok menghias seluruh kulitnya
teracuni hitamnya hati yang telah berkarat

ah kekasihku tulang belulangnya patah
terjerembab alas tempatnya berteduh
buta tuli dan bisu
bahkan ketika aku memohon dengan urat leher terputus

teduhlah kekasihku..teduhlah sejenak
apalagi yang akan kau torehkan dibadan mu yang rombeng?

pati, 16 april 2010

refleksi 2

jika hati adalah labirin
ah betapa menciutkannya
awal akhir atau tak kemana mana
ada kidung disamping lorong makian
ada keindahan berjajar dengan kengerian
murka dan kasih

arahkan aku ya Abba

pati, 16 april 2010

Kamis, 15 April 2010

indung...kita gagal

indung,..kita gagal indung
anak anak baku hantam di luar sana
dan yang lain bertepuk bagai menonton doger
sepertinya ada yang terlupa ketika mereka terbentuk
kita lupa menaruh hati yang besar
hingga mereka bawa hati ular dengan empedu menggunung
kita lupa menaruh otak
otak mereka berceceran laksana kotoran udang
kita lupa membekali budi pekerti
hingga mati terpentung terlempar batu
kita lupa berbisik pada mereka
anakku kau manusia ..bukan binatang

pati,15 april 2010

gamang

ssst..jangan pergi
sebentar saja
belum kupakai sepatu yang pas
untuk menjejak kerikil dan panas
ah pagi, andai kubisa
biarlah kutemui siang sebelum kau

pati, 15 april 2010

Rabu, 14 April 2010

terdengar absurd kah?

dalam masa kanak kanak ku, aku takut sekali jatuh sakit, karena ketika aku sakit aku akan
bermimpi hal yang sama berulang ulang. dalam mimpiku, kedua tanganku berusaha memampatkan udara yang pekat bagai kabut di kedua genggamanku. semakin besar usahaku, semakin liar kabut itu berputar. biasanya aku akan bangun dengan baju basah kuyup oleh keringat. yang lucu adalah, dalam kedewasaanku, ketika aku serasa sedang 'memampatkan kabut' , aku sakit. memampatkan kabut ialah jika aku masuk dalam hal yang tak kumengerti, dalam kebingungan yang tak kumengerti, dalam kemarahan yang tak kumengerti, dalam kerinduan yang tak kumengerti, dan ketika aku gagal untuk memahamimu.dan yang lebih sakit adalah ketika aku tak mampu memahami diriku sendiri.apa yang terjadi denganmu saat ini? apakah kau sedang 'memampatkan kabut' di kedua kepalmu? andai kau merasa letih, kau tau dimana bisa mencariku. aku hanya berharap, barangkali tak akan terasa seberat itu jika empat kepal tangan yang berusaha 'memampatkan kabut'. aku tahu, ada kau disitu. aku tahu, kau mengerti maksudku.

...yoel..

pati, 14 april 2010

sebuah edisi bebas buat sahabatku

/ranum oleh ketidaktahuan/
seorang wanita, terlebih ketika hidup dalam lindungan pasangan hidupnya, sengaja atau tidak sering membiarkan kehidupan mengalir sendirinya, hal hal sulit diserahkan pada pasangan hidupnya, tanpa mencoba mencari tahu atau mencoba mengerti: hal itu apa, bagaimana, apa dampaknya, dsb
/matang dalam ninabobo/
percaya seratus persen akan perkataan pasangan hidupnya : semua akan baik baik saja.
jika pasangan hidupnya meninggalkan dia (dg beribu sebab) dunia disekelilingnya serasa hancur
/sungguh gamang nian peraduanmu hai wanita/
betapa rapuhnya dunia seorang wanita yang bergantung 100 % pada pasangan hidupnya (dalam
pengertian total)
/dalam teduhmu kau genggamkah bijak?/
ketika kita mawas diri, ketika kita berserah di hadapanNya, kupikir seorang wanita perlu meikirkan langkah hidupnya ke depan, bijak kah dia mengelola hidup dan kehidupannya?
/hingga kesunyian tak kan mampu menyapihmu/
hingga ketika kesendirian itu datang kita tak seperti anak yang baru disapih, kelu, bingung, seperti kehilangan tempat berpijak
/dan mensenyapkanmu dirimu/
membuat terpuruk dalam penyesalan, kebingungan, ketakutan

baris baris terakhir kupikir dapat diartikan sebagaimana adanya

...yoel..

pati, 14 april 2010

jika kau enggan kupanggil : teman

sisi hatimu kau kikis cakar cakarmu
kerapuhan yang kau poles gerigi
tak usah kau senyum
taringmu berdenting menghempas liur
sehitam itukah amarahmu?

gelegakmu memucatkan malam
yang hilang dalam hari yang menciut
kau hendak bergelung dimanakah?

beruntungnya aku, itu malam dan harimu

pati, 13 april 2010

lullaby

ranum oleh ketidaktahuan matang dalam ninabobo
sungguh gamang nian peraduanmu hai wanita
dalam teduhmu kau genggamkah bijak?
hingga kesunyian tak kan mampu menyapihmu
dan mensenyapkan dirimu

tak usah pedulikan buih yang menceraikan
pasir dari sela sela kakimu
karena tumitmu menjejak batu karang

pati, 14 april 2010

Selasa, 13 April 2010

ketika kita memerahkan bara

belikan aku sejumlah penjepit
telah habis kupakai menggantung percik api
di sela sela daun
hingga termakan ulat matahari
biar saja mereka meradang katamu
tercekik residu lelehan tuba
yang kita takar dalam cangkir penyok

bawakan aku sejumlah penjepit
masih banyak yang mesti kita tiriskan

pati, 13 april 2010

keusangan tak berlaku di sana

seorang wanita di pinggir hari
apa yang hendak kau perankan kali ini?
beribu topeng bisa kau pakai
dari yang usang dan telah terpatron berjaman jaman
hingga yang canggih dan terpoles sempurna

seorang wanita di pinggir hari
memilih berdiri di belakang pintu
dan menutupnya

pati, 13 april 2010

Senin, 12 April 2010

pelengkap rangkaian melati dan sedap malammu untuknya

seorang wanita cantik bila

dicintai seseorang sepertimu
yang memujanya ketika dia bangun tidur
memujanya ketika maskaranya luntur
atau ketika tangannya berlepotan masker minyak basi

dirindukan seseorang sepertimu
yang menaruh wajahnya di sudut hatinya
mengingat senyumnya disudut matanya
menyadari kehadirannya lewat wewangi yang terbawa angin

memiliki seseorang sepertimu
yang sadar akan kehadirannya
tidak hanya sebuah bingkai diatas meja kantor
atau di dinding ruang keluarga atau terlipat dalam dompet
namun namanya terbingkai dalam setiap senyuman dan belaian

dia akan cantik
jika padanya kau persembahkan bunga hatimu
dan waktu tak akan berhenti
hingga maut memisahkan jiwa

pati, 12 april 2010

kaleidoskop

pagi..kehidupan baru..kesendirian yang tak lepas
kau datang dalam benakku bagai sebuah kaleidoskop
sariawan yang meradang..ceceran rontokkan rambut..
kran yang rusak..cucian setengah kering..
anak ikan koi yang melonjak di kumparan..helaian daun jambu..
secangkir kopi tak berampas..secarik kuitansi kosong..
sikat kamar mandi yang tercecer..segerombolan semut tak bersepatu
senyummu..kidungmu..
dendangkan sekali lagi bisakah..?
setengah suara saja

...halleluya...halleluya...halleluya...halleluya...

pati, 12 april 2010

kehidupan disekitar sepotong coklat

ah...kehidupan yang hampir dimulai
benarkah kau bilang semua dimulai di bilangan 40
yang kutahu hanyalah betapa aku harus mulai peduli
terhadap kalori..timbangan..asupan..bakaran..
kayuhan..rentangan..tarikan ..tensi..
bahkan aku harus mulai peduli terhadap sepotong coklat
yang seperti katamu..sudahkan kau makan sepotong coklat hari ini?
ingat..perpanjang kemudaanmu
aha..aku mengerti sekarang :
empat puluh..dan sepotong coklat!

pati, 12 april 2010

Minggu, 11 April 2010

imagi 4

desau kipas angin yang lelah
bagai permohonan untuk berhenti
sengatan bau keringat tak terkibas angin yang sekedar lewat
bisik gumaman rendah berdengung disekeliling
seakan telinga yang ada sanggup mengurainya sebagai nada luka
yang menyeruap dalam kepengapan udara
meremahkan hati
membekam mulutku dalam sesak
mereka menoleh serentak kepadaku
bagai dikomando jemari tak terlihat
dimana aku..
aku terbaring disini
terbebat tak bergerak
mereka memandangku namun tak melihatku

aku hilang...

pati, 11 april 2010

in my sabbath day 3

aku dan Kekasihku
berjalan di sebuah pantai keteduhan nan sunyi
membuat jejak jejak kaki di kelembutan pasir kasih
Kekasihku berjalan di depanku
dan aku melangkah dibelakangNya dengan langkah satu satu
setelah sekian lama kami berjalan
diantara semilir kedamaian di sekeliling kami
Kekasihku menoleh dan menatapku heran
mana jejak jejak kakimu ?
karena dibelakang kita hanyalah sepasang jejak
aku menjawab Nya dengan segenap hatiku
aku mengikutMu
kujejakkan kakiku disetiap bekas pijakanMu
aku ingin melangkah persis di jejak kakiMu

(sebuah refleksi terhadap isi khotbah Pdt. Wara)

mantingan rembang, 11 april 2010

a note

galauku hanyalah
kenangku tak lagi menghidupkanmu
resahku hanyalah
dukaku bekukan hati bagai kematian
risauku hanyalah
malam terasa panjang tak berujung
tak ada tempat bagi rebahku
tak kan kubiarkan apapun merenggut kenanganku
satu satunya yang tersisa darimu

: sanggupkah kau mentera cintaku?
yang terikat pada setiap butir darah merahku

pati, 11 april 2010

terima kasih

kadang aku kagum dan bingung melihatmu
yang selalu tahu arah mana dan belokan mana yang harus dipilih
aku..? aku kadang tanpa berfikir mengambil langkah atau
sekedar 1,2,3 jalan ini yang kutempuh
mungkin karena aku yakin kau akan mencariku ketika aku berbelok
atau bahkan kau sudah ada menunggu di ujung jalan tersembunyi

: terima kasih

pati, 10 april 2010

aku dan Abba ku

ya Abba,...aku mohon
topang aku bahkan ketika tak tahu cara berdiri
temani aku ketika duduk sendiri
biarkan aku membaringkan kepalaku dalam lembut kasihMu
dan saat ini ya Abba...
peganglah tanganku
aku hanya ingin merasa Kau ada untukku

pati, 10 april 2010

Sabtu, 10 April 2010

alinea -3

Gadis kecil berkepang dua dengan pita ungu di kedua kucirannya,
sibuk melempar sesuatu ke udara yang kemudian dipungutnya lagi,
dan dilemparnya lagi.
Sang bunda heran dengan kegiatan anak itu dan bertanya,
apa yang kau lempar dan selalu kau pungut kembali?
Sang anak menjawab, mama lihat.., gigiku copot satu
dan aku harus melemparnya ke udara.
Karena gigi yang copot gigiku yang bawah
jadi aku harus melemparnya ke atas,
kata temanku jika tidak gigiku tak akan tumbuh.
Ah mama, aku tau sekarang
aku akan melemparnya ke atas genting saja...

pati, 10 april 2010

terimalah uluran tanganku

tidak kah kau lihat tanganku yang menjulur?
terulur bagai buluh yang kau pilih
sebagai dasar titian duniamu dan duniaku
maaflan aku hanya tangan kananku ini
yang kuulurkan padamu..jadilah temanku
karena tangan kiriku kupakai memeluk belahan hatiku
yang merentangkan tangan kiri mereka
sebagai perpanjangan tanganku
tidak kah kau lihat
jalinan tangan kami
yang terbuka dan luas
menyambutmu bagai sahabat
yang melengkapi jalinan tangan kami
sebuah lingkaran yang sempurna dan utuh
maafkan aku, itulah semua yang bisa kuberikan padamu

Pati, 10 April 2010

alinea-2

Gadis kecil berkuncir dua dengan pita ungu di kedua kuncirannya, melompat lopat kecil sambil berkomat kamit. Sementara kedua lengannya memegang kedua ujung daun telinganya. Kau sedang apa nak, sang bunda bertanya. Sang anak menjawab, mama lihatlah keluar, di luar hujan tetapi matahari pun bersinar terang. Nek Ipah sebelah rumah bilang, jika ada hujan dan matahari bersamaan, aku harus mencubit ujung telingaku dan mengucapkan kata kata ini "hujan poyan nyiwit ceuli saeutik..hujan poyan nyiwit ceuli saeutik", dan hujannya pun akan segera berhenti..

cat: "hujan poyan nyiwit ceuli saeutik", dari bahasa sunda yang berarti hujan dan panas matahari cubit telinga sedikit.

pati, 9 april 2010

alinea -1

Seorang anak lelaki dengan wajah bulat , dan pipi tembam laksana bapaw, berdiri di samping ibunya dengan isak tangis yang riuh. Mama, katanya, besok aku akan sumbing, karena aku telah mengisap isap sepotong tebu yang masih ada kulit kerasnya. Temanku yang bilang padaku, aku pasti sumbing besok. Mama, belikan aku bibir baru...

Pati, 9 april 2010

ketika kubiarkan aku melihat berita

jangan tanya kita ini hidup di jaman apa

ketika :

kularang anakku berhujan hujan
sebab curahan itu bukan air sayang
tetapi curahan asam dan segala hal yang membuatmu sakit

seorang ibu yang menjerit pada balitanya
jangan kau makan abu rokok itu nak!
jangan kau makan kertas pembungkus rokok itu nak!
tak bisakah kau ganti rokok yang mengepul ditanganmu
dengan sebotol susu?

sementara anak anak itu mengernyit
dengan gigi susunya yang belum tanggal

aduh indung...apalah jadinya kita ini?

pati, 9 april 2010

Jumat, 09 April 2010

cerita awan dalam bisik angin

awan itu bergantung begitu rendah
bagai sekantung cerita abu yang siap tumpah
aku tak tahu apa yang tergantung di langit pagimu
namun kuharap cerita awan itu
bukan tentang mu

: aku tak suka kabar angin
yang selalu berat oleh cerita debu

pati, 9 april 2010

Kamis, 08 April 2010

pintu pagi

sebuah pagi..

dengan ribuan pintu
menuju petang

kuharap
kau dan aku membuka pintu yang tepat

pati, 8 april 2010

gaun mimpi

setiap mimpi yang kubangun
kulipat dan kujahit disekeliling keliman gaunku
dengan banyak saku yang dapat terbuka
kupikir aku telah membuka salah satunya
ketika kubuatkan sebuah puisi buatmu

tolong jangan tanya mimpiku yang lain
karena tak mungkin kubuka setiap saku dan keliman
dan merusak gaunku

pati, 8 april 2010

saat menoleh

kesenyapan yang kau hadirkan
menyadarkanku betapa aku rindu
melangkah di hari kemarin

ketika dengan senyap kutunggu hadirmu

pati, 7 april 2010

Rabu, 07 April 2010

hari ini harusnya 373

itu bukan sekedar angka atau jumlah
bagiku adalah tangan yang terulur dan terbuka
membuatku menjadi bagaikan seseorang ditengah mereka
hari ini berkurang satu
dan sudut hatiku sakit
aku ingin tak peduli tapi tak bisa
karena..hari ini
ada temanku yang merasa
: yoel kau tak usah jadi temanku lagi
dan yang lebih mengganggu
aku tak tahu temanku itu..apakah kau?

pati, 7 april 2010

tidak ada kembalian ya?

selamat pagi kembali sayang...
kuharap kau memiliki pagimu, atau ambillah pagiku jika perlu
kau tau aku selalu menyukai senyummu
bagiku senyummu yang terindah dari seluruh senyum
namun aku menyesal aku benci senyummu di pagi ini
ketika kubilang jangan kau buang hatiku
tolong kembalikan saja padaku
sambil tersenyum kau bilang "maaf tidak ada kembalian
karena kau bayar dengan hati pas, tak ada lebihnya"
selamat pagi..aku benci senyummu

pati, 7 april 2010

Selasa, 06 April 2010

refleksi ikan

ah kau ini...sudahlah
sungguh kau sudah kumaafkan
tak usah kau ciumi kakiku lagi
aku bukan ibumu

aku lupa kalau aku sudah bayar

ya sudah teruskan saja yang kau lakukan

pati, 6 april 2010

tu..la..lit..!!

pagi sayang....
cepat pulang ya, siang nanti kumasakkan
semangkuk sup sepiring tempe dan secentong nasi
jangan lupa arah pulangmu dan ingat pula
jam dinding telah kusetel sesuai arlojimu
sudah kusiapkan dua kantung keresek
buat cerita baik dan cerita buruk
sungguh kali ini kau yang tentukan
hendak membuka yang mana

tu...la..lit...tu...la..lit...
maaf sambungan anda belum terpasang..

(eh sayang ..jangan lupa buka efbi saja ya..
pesanku akan ku share...)

pati, 6 april 2010

kesejukan yang kau bawa

selembar kertas putih kosong
menyayat ujung jemariku
hingga berdarah
sebaris puisi nan bening mu
mengosongkan hatiku
yang berdarah

pati, 5 april 2010

Senin, 05 April 2010

sederhana itu rumit ya?

sederhana sebenarnya
cukup kau bisikkan di telinga suamimu yang tak tersumbat
lebih sederhana
ucapkan maaf yang lembut di kening istrimu
sangat sederhana
percakapan sederhana di bibir cangkir teh
tetapi kotak sederhana hitam yang selalu kau pilih
dan menulis kalimat sederhana :
aku marah..aku benci..aku sebel..aku kesal
aku tak suka kau..aku tak suka caramu
dan bum! belantara dunia kau buka seketika
sesederhana itu..

pati, 5 april 2010

di pojok rumahku, ada sri rejeki yang baru tumbuh

diantara sekian pot berisi tanah yang kuabaikan
ada sebuah tanaman sri rejeki yang baru tumbuh
aku heran dengan suasana ceria yang dibawanya
seakan kemunculan daun daun barunya memberi pandang baru
ada semangat kehidupan disana diantara yang ditinggalkan
daun daun nya yang hijau muda pucat, begitu bersahaja dan segar
tak peduli mereka hanya sendirian diantara pot pot lain yang kosong
terlihat begitu tegar tapi juga rapuh
dan tak menyadari betapa keindahan daunnya membahagiakanku
kupikir aku bisa sebahagia pohon sri rejekiku
ketika temanku bisa kuhitung satu satu
atau ketika mereka tak bisa kuhitung

pati, 5 april 2010

tirai

diujung sana batas pandangan kita
pada batas bumi dan kaki langit
yang membujur sepanjang horison
dan disinilah kita berdiri pada batas kita
yang tak mungkin membaur
setiap langkah yang kita jejakkan adalah refleksi
betapa batas yang tak kasat itu begitu penuh tanda
yang tercetak kasap pada dahimu dan dahiku
sebanyak apapun hati kita memumpun ilusi
sebanyak itulah batas yang terangkum

pati, 5 april 2010

hari hari tak biasa

setangkai gladiol layu dalam vas bening hijaunya

tahun tahun yang terlewat namun tetap lekat
setangkai gladiol di setiap hari tak biasa
hari hari raya
hari kelulusan
hari pertama pulang ke rumah
hari ulang tahun
hari ketika anak anakmu menemukan pasangan hidupnya
hari ketika hari itu terasa istimewa buatmu

aku menaruh setangkai gladiol dalam vas hijau
sekedar mengingatmu
dan hari hari mengingatmu adalah istimewa
gladiol itu akan tetap disitu
entah sampai kapan

setangkai galdiol layu dalam vas bening hijaunya
aku belum mendapat gantinya

pati, 6 april 2010

aku pulang

batik lesehan semangkuk ronde?
atau duduklah sebentar d selipatan tikar ini
disini hari hanyalah hari
coba ulangi keluhmu kemarin
biarlah telinga si mbah ini mendengar
dan diracikannya buatmu semangkuk wedang jamu
garut kunir putih mengkudu kering temulawak besar
tapi
dibawah matahari jogja ini
aku cuma ingin sepincuk tiwul

jogja, 4 april 2010

gundul

dalam genggamanku adalah sebuah kemoceng ungu
mari kita berandai sejenak
kau datang
kau tidak
kau datang
kau tidak
wow lihatlah
helaian bulu bulu ungu tersebar
bagai bunga rampai
selamat datang cinta
kemoceng ungu telah hilang
digenggamanku ada penggebuk kasur
coklat gundul meranggas
sampai mana kita tadi
kau datang atau tidak?

salatiga, 3 april 2010

Jumat, 02 April 2010

komitmen

hanya sebuah malam
malam yang biasa
ketika setiap orang mengambil jeda
bukan langkah mundur
hanya jeda

hanya sebuah ketika
hati tertanam begitu dalam
tertaut tak lepas
bukan langkah pendek
hanya janji yang mengikat

pati, 2 april 2010

rapuh

patahkan aku sebuah ranting ya..
agar kunyalakan segenggam bara
dengan lelawanya yang beterbangan
hingga kita bisa melupakan dingin yang membekukan
pandangan kita satu sama lain

bawakan aku segenggam embun ya..
untuk kuseduhkan secangkir kopimu
dengan sesendok teh ketulusan
hingga kita bisa mencairkan kekakuan
dekapan kita dengan sebuah pelukan rindu

tekukkan aku sehembusan angin ya..
hingga mampu memutar baling baling kertas
serapuh usapan penuh asa dipunuk ku
aku mau wasangka itu pergi
menyisakan tirai tipis yang mampu tersibak

hingga yang tertinggal hanya kau dan aku

maafkan aku dengan pintaku
karena kau lelakiku...

pati, 1 april 2010

elegy sunyi

seorang lelaki menyerah dengan tragis
terkapar dalam kesunyian menyambut kematiannya
lalat dan belatung yang menyambanginya
memberi kabar angin pada sang manusia dan mengusiknya
bukan nurani hanya kesadaran setengah manusianya
yang tergopoh datang dengan membawa 7 topeng dalam sakunya
topeng kasihan, topeng kepedulian, topeng iba, topeng menyesal
dan beberapa topeng lain yang bisa disetel sesuai kebutuhan
sang manusia membawa sang lelaki yang menyerah
ke tempat peraduannya yang terakhir
di sebuah pemakaman senyap terbengkalai tak terlihat dari jalan
dengan sebuah nisan yang tertoreh:
di sini bersemayam dia yang tak dikenal
berawal dalam tangis berakhir dalam sunyi

pati, 2 april 2010

Kamis, 01 April 2010

penat

malam ternyata setia menemaniku sampai titik lelahku
hanya saja penat di kepalaku memaksaku bercengkarama dengannya
sekujur tubuhku kurasa bagai kelambi yang kelambur
carut marut, kumal, kisut dan lisut
atau sebutlah sederetan kata lain yang mampu
mengkiaskan betapa letihnya aku

namun malampun sepertinya kelabakan mencari rehat
karena telah kudengar dengkur senyapnya
angin pun entah dimana
membelai sehelai rambutkupun tidak
ah petang sepertinya telah lalai
menyelaraskan simfoni suara malam

ayolah mari berkompromi sejenak dengan kantuk
kelakar kepenatan yang kian lasat ini membuatku muak
biarlah kita sisakan saja sedikit bualmu itu
siapa tau aku masih milikmu besok

pati, 1 april 2010

maaf, aku tetap ada walau kau pejamkan mata

duduk sajalah kau disitu..tak apa
akan kutarikan sebuah tarian yang tak kan kau pahami
geliatnya membuatmu bingung bahkan jijik
karena setiap peluh yang mengalir dijidatku akan mencorengmu
tepat dikulit yang membungkus dadamu tanpa hati

pandangi saja aku dari situ..itu tak mengapa
akan kunyanyikan sebuah nyanyian yang mengganggumu
setiap nadanya membuatmu menghayalkan jeda
karena setiap liur yang tertelan akan membuatmu memalingkan wajah
tepat dikulit yang membungkus bibir tanpa senyum

ah kau mau tersenyum juga disitu..tak masalah
karena aku akan menuliskan rangkaian kata yang mengusikmu
setiap komanya membuatmu berfikir aku mabuk dan terobsesi
karena setiap goresan yang kubuat akan membuatmu melihat aku
tepat dimatamu yang tak pernah melihat jika aku ada

aku ada..walau tak sama denganmu
dan kau tak bisa mengutukku dihari jadiku
karena kau akan mengutuk hari dimana kau ada didalamnya

pati, 1 april 2010

hitung saja setiap detiknya

satu demi satu lewat di mukamu
hingga kau terhenyak pada satu titik
telah sejauh inikah?
apa yang telah kulakukan
apa yang hendak kulakukan
apa yang ingin kulakukan?
satu satu masa lalu di mukamu
tanpa disadari
kemudian yang tersadari hanyalah waktu yang tersisa
kuharap belum terlambat...

pati 1 april 2010

jika saja pinggangku tak sakit

jika persetujuan dengan waktu harus seperti ini
jika kau menua maka kita tunduk pada gravitasi
jika usiamu bertambah maka bersahabatlah dengan kelemahan
jika kau tak lagi bugar sapalah nyeri disekujur tubuhmu
jika helai ubanmu sudah tak terhitung hitunglah setiap gigi yang tanggal
sepertinya aku akan memilih jika..

pati, 1 april 2010