Aku tak lupa hanya urung menulis setiap kemungkinan yang bisa kusisipkan pada deretan kata yang setia menunggu kujejalkan pada puisi puisiku. Ini hanya siang tak biasa yang menyaru bagai petang, gelap, murung. Bukan alpa ketika kuhapus kemungkinan kau temukan kata dia pada setiap surat yang kutulis tanpa alamat yang urung kukirim, aku abai kemungkinan : telepati? Naluri sayang, hanya naluri.
(anginpun tak pernah meributkan tulisan apa yang tertera dikaki langit)
pati, 6 november 2010
Jumat, 10 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar