Hujan tak pernah datang sendirian, tak pernah diam diam, tak pernah mengingkari kodratnya yang basah, tak pernah mencoba menghapus jejaknya yang suram di jendela
Aku menatap, mendengar , mengira ngira derainya satu satu. Mana yang hendak singgah atau menetap dikubangan plafonku, atau berkunjung di pojok dapur atau sekedar mengajakku melantai di serambi?
Hujan tak pernah basa basi, tak pernah basi.
Ah, hujan membentuk dinding di luar, bagus juga kiranya jika kutulis di situ sajak sajakku
Pati, 5 desember 2010
Jumat, 10 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar