ah, jadi begitulah rupanya,
kisah ranting patah yang hendak kau dengar, berderak dan berdebum di tanah,
tanah yang juga menyimpan lukanya sendiri
ranting diam, melintang sendiri,
cabikan tajam di kedua ujung, dan kulit terkelupas
bagaimana jika ku ceritakan sebuah pengandaian?
ranting patah jatuh berdebam ke tanah, besertanya
turut helaian daun dan sekuncup bunga mekar
bunga yang pernah dipandang penuh cinta
entah karena cinta, ataukah hukum alam, ataulah hanya sekedar hujan menjadi hujan, dan matahari yang
mematahari, bunga layu menyebar benih dan tumbuh
di sela ranting patah
sebuah perandaian lain, semata kepasrahan
ranting rela hilang dan terurai, entah cinta
ataukah hukum alam, ataulah hanya perhitungan waktu, begitu saja sebuah kehidupan baru begitu berharga,
maka sedang ia terurai lenyap, sang bakal tumbuh,
hidup
jadi, berapa harga pedih dan cinta itu?
apakah nalar mampu mengurangi dan menambah
teraannya?
ah, memang sebuah andai.....
pati, 31 januari 2011
Rabu, 23 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar