Aku teringat kakek lalu aku teringat catur. Kakek, catur dan bidak. Bidak bidak kayu, bidak kuningan, bidak perak, bidak catur. Misteri. Ya, pertanyaan yang selalu lupa kutanyakan pada kakek. Pion, barisan bidak berani mati yang patuh. Selalu berderap maju, satu satu dan mengapa? Ah sang patih, misteri, mengapa selalu berjalan serong? Kupikir sepertinya langkah bidak kuda indah, menari bak puisi yang terikat huruf L. Lalu apa dibenak sang tuan? Kuda lari, laju, lambat, lurus, lirih, lancar,lupa, lemah, lindap, limbung.
Kakek dan catur. Misteri. Aku lupa bertanya mengapa raja sering sembunyi. Aku tahu kau sedang bercatur dengan langkahmu. Misteri dan aku tak tahu mengapa
Pati, 15 november 2010
Senin, 29 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar