harmony

harmony

Selasa, 10 Agustus 2010

abang, kita harus memasang bendera

abang,
kita harus kembali memasang bendera bang,
bendera yang telah lama kita lipat
dan kita simpan di sudut terdalam laci
itu tanda merdeka ya bang, jika kita kibarkan
dia di depan rumah pada sebilah bambu?
sementara muka muka kita tak lebih bak
bendera bendera lusuh, kalah, tanda menyerah

abang,
anak anak kampung sebelah fasih sekali
bermain semapur dari sobekan bendera partai
yang koyak dan tertiup angin
mereka belajar meneriakkan peluh bapak ibunya
yang diupah sepiring nasi jagung dan selembar
kertas utang yang tak pernah kosong
dengan kata kata tanpa suara
ah, bendera partai itu lebih gagah dari bendera kita
lihat bang, bendera kita terjepit di semarak warna itu

abang,
merah itu lambang darah ya bang, darahku, darahmu
yang senantiasa merah walau kita hanya makan nasi garam
apa karena daun singkong yang kita petik di pinggir kali
kata orang banyak vitaminnya ya bang?
tapi merah itu tanda berani bang, beranikah abang?
menyuarakan ketakadilan yang kita alami
tak mungkin kita kehilangan sesuatu lagi bang,
karena tiada yang kita miliki selain kemerdekaan membuka hari
ah, justru itu yang berharga ya bang
hanya maafkan aku bang, hatiku tak bisa putih
terlalu banyak empedu yang meracuninya

abang,
kita harus kembali memasang bendera bang,
di depan rumah kita pada sebilah bambu
barangkali....barangkali
kibarannya memancang mimpi
dalam merdeka kita, aku dan kau
sama sama memiliki negeri ini
hidup layak dalam naungan bundanya: ibu pertiwi

pati, 8 agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar