adakah taburan debu kata hinggap di terasmu?
maaf, biarkan saja di tempatnya
sesore nanti akan kukumpulkan kembali
atau bisakah kau tunjukkan saja arahnya
dia mampu mencari arah pulang
pati, 18 agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
skip to main |
skip to sidebar
harmony
Facebook Badge
Laman
Mengenai Saya
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2010
(462)
-
▼
Agustus
(34)
- sketsa kota pada hari yang kesekian
- di cerita hujan kemarin
- ketika kau berdiri di situ
- pati
- yang melesat melebihi langkah
- salah jalan
- lukisan
- mimpi bebek
- limbo
- selamat merdeka!!
- yang tak pernah usai
- lelaki dan senja
- stasiun
- hari yang sederhana
- jalan tak bernama
- ungu
- kupu kupu
- mengingatmu
- kepadamu hendak kutuliskan...
- puisiku tak memerlukan falsetto
- peziarah terakhir
- secret admirer, kaukah itu ?
- abang, kita harus memasang bendera
- ketika luka sesuatu yang biasa
- hanyut
- pekarangan tak biasanya nampak seindah ini
- kau menikam punggungku
- untukmu
- menu yang sama ketika kita lupa
- serumpun serunai 3
- kuterima pinangan angin
- selebihnya itu entah
- litani jarak
- ketika langit tak berwarna
-
▼
Agustus
(34)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar