harmony

harmony

Jumat, 21 Januari 2011

draft

Aneh, aku selalu merasa ada yang kulupakan, entah apa, tetapi terasa mengganjal di ujung benakku, 'Ingatkah kau? Namaku yang hendak kau tulis dalam draftmu tempo hari' Tapi siapa yang telah berujar itu? Sekelebat aku merasa pernah dengan sangat hanya menulis nama itu, di semua draft yang terhapus tanpa sengaja.



Aku ternyata begitu kehilangan kata kata yang terlupa, terlalu asik mencari titik koma, menerapkan makna di setiap sayap kata, menjejalkannya pada kamus buatanku sendiri, kertas buram tulisan cakar ayam, juga ejaan itu, ejaan untuk mendefinisikan kau. 'Mari kembali pada puisi, sayangku. Puisi kita hendak kita arsir warna apa?' Yah, sebuah detil yang sering terlupakan.



Sudah kukira, akhirnya aku benar benar lupa. Puisi kita terkunci. Kata katanya terkurung walau sekuat tenaga aku memancingnya keluar. Ucapan, makna, metafora itu, biarkan saja mencari persembunyiannya di kertas kertas buram itu ya. Ah, besok saja kita bakar, dan kita tulis tanggal kemusnahannya.



pati, 19 januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar