senja tak turun sesekali, namun berkali kali, hanya ketika tubuhmu usai
mengarungi waktu, senja itu hanya sekali, dengan ungu yang hanya, hitam
yang hanya, atau cahaya yang terlihat dari puncak bukit terjauh, atau titik palung
terdalam,
dongeng indah, yang tertanam dan tumbuh di benak setiap
orang, bukan hanya
adakah mudah menafsir jarak, mengandai langkah? hanya matakaki yang semakin
jeli, memindai pasir dan kerikil yang semakin terasah, merajam telapakmu, membuat
sinyal menafsir gelagat perjalanan, lalu kita berusaha mengerti, dan berujar "bukankah....?"
dan dengan pengertian yang berbeda berkata"ya, sepertinya...tetapi..."
sejauh ini, kita akan bercanda dengan fasih "tak usahlah garam mengenal jejak menuju
saudara tuanya, laut, karena mata akan selalu menghimbaunya untuk kembali", dan
muara terasa begitu jauh, dan sungai tak bertepi, menjelma air terjun, yang turun
derai berbuih, dan arah dimanakah itu entah?
pada akhirnya, kita merindukan subuh, dengan embun ramah menggantung,
mendengarkan detak jantung yang tetap, "ah, inilah jalanku..."
pati, 22 januari 2011
Jumat, 28 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar