Puisi ini bertepuk sebelah tangan, karena hujan
yang hendak kuceritakan urung bertandang,
tak ada pelangi, tak ada awan tebal, langit
birupun tidak, cuma kelabu yang bersahaja.
Kudengar perahu perahu tak melaut, walau
puisiku tak menciptakan gelombang, tak cukup
ikan dan udang katanya, ketika samudra menolak
canda, menolak ketika tubuhnya dirayapi perahu,
maka hasrat melumuri tahu dengan tohepun mesti
beralih, garam saja kekasihku, garam saja.
Kudengar pula tentang kau, yang termangu di
depan pagar, mencermati setiap kupukupu dengan
kasmaran, padahal baru kemarin kita biarkan kupu
kupu menjadi pengembara, yang kasmaran untuk
berpuisi.
Puisiku benar benar bertepuk sebelah tangan,
tohe, kupu kupu, dan kau pun, urung kujumpai.
pati, 26 januari 2011
cat : tohe = bumbu serupa petis cair, kemerahan
berasa seperti terasi, terbuat dari udang
kecil, makanan khas juwana,pati.
Jumat, 28 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar