harmony

harmony

Rabu, 19 Januari 2011

laba laba

ada yang bermain dengan bayang, rakus gembira berlarian di urat nadi, runyam, hitam menyarang laba laba, lalu berilusi tanpa batas ketika waktu dibekukan jauh di dasar kesadaran, suatu kali sang bayang menyerupa ngarai dalam membelah wajah, kali lain menjelma sumur tak berdasar menyedot kedua matanya, lubang hitam, yang perlahan mati, hari ini sepertinya bayang bayang itu memanjang, berkilat menjadi sebilah pisau yang mencabik cabik lembar demi lembar hari yang dilukisnya dengan susah payah, perlahan begitu perlahan tak bisa kubedakan ia dan bayang

p. siantar, 29 desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar