(...sebatang bunga bertunas, mekar, mewangi...)
aku memandangmu seakan kau bagian diriku, bahkan aku mengenalmu melebihi pengenalanku akan angin, awan dan hujan sekalipun. aku melebihi siang bagimu, karena adaku bagimu tak paruh waktu, namun kekasihku, laksana lembab memerlukan embun, hangat memerlukan mentari dan hujan memerlukan rintik, adaku perlu adamu
(...dan duri muncul di sepanjang batang, tajam, beracun...)
ah kekasihku sepertinya ternyata aku tak mengenalmu, karena lebih mudah membaca angin, kabut, dan hujan sekalipun. tak bisakah kau sebening buku yang terbuka? ucapmu tak kupahami, aku terluka ketika kau menjelma malam, bayang, dan buih yang hilang
(...maka bungapun layu, mati...)
kau hilang...
aku ...entah
karena semesta tak bisa membacaku
pati, 2 agustus 2010
Rabu, 08 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar