Tak jenuh jenuh aku berpikir
'kemana arah pulang?'
di lorong kerongkonganku, sarapan pagi menusuk amandel
Adalah hidup,
membenihkan hasrat
mematahkan mimpi
memenjarakan kenangan
membangunkan hantu
Demi cinta
kuhela hujan dari pintuku
membawa matahari di meja makan
panasnya membakar bulu mata
mencipta celah bagi banjir
hujan yang terusir
Telah kusiapkan bahtera, kekasihku
atas nama cinta
menujumu
kelak
p.siantar, 16 september 2010
Selasa, 21 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar