Langit september, murung, dan tiba tiba pecah berderai derai, memukul kaca jendela, tetesannya berlomba mencapai ambang jendela
Paitua, di luar tak ada penjaja payung sewaan, tak ada taksi dan motorku tak beratap, hanya langit yang murung dan pecah
Hujan sedang terjun bebas rupanya, dentumnya memukul seng seng dapur, jadi teringat film film perang, di salah satu adegannya mereka menggigil berperang di tengah hujan bukan?
Sungguh, sepertinya aku harus melajukan motorku, tak di bawah payung, hanya langit mendung yang pecah
pati, 26 september 2010
Selasa, 28 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar