harmony

harmony

Senin, 19 September 2011

kisah neneng badrun (1)

Neneng Badrun senang menandai kalender, membuat lingkaran di tanggal tanggalnya yang telanjang, menandai hari di penghujung dengan spidol anti air tak berkarat : 'The 'D' day'. Ah, hanya hari ketika ia bisa seatap kembali dengan Ujang Bandrun di tanah seberang. Ternyata, rencana perjalanan baru dapat teragendakan jika Neneng memiliki surat tanda boleh pindah dari pemangku titah negeri antah berantah tempatnya tinggal saat ini. Maka dimulailah cerita perjalanan yang sesungguhnya.
Senin (hari 1). Pagi cerah, matahari dan awan di pos nya masing masing, namun tidak demikian dengan tuan Erte, tuan yang hendak ditemui Neneng Badrun, demi secarik surat jalan.
Selasa (hari2) dompet--cek, KTP--cek, semangat--cek, sekantung senyum dan basa basi---cek, ok siap menuju rumah tuan Erte. Aha, ternyata, surat jalan tingkat pertama berhasil Neneng Badrun dapatkan sejauh perjalanan satu jam basa basi.
Rabu (hari 3) langkah Neneng Badrun membelah kesunyian pendopo kantor desa antah berantah. Di sebuah meja kayu lebar, berkursi delapan yang mengeliling setiap sisinya, beberapa penghuni pendopo duduk di sana. Neneng Badrun dipersilakan duduk di salah satu kursi, dan mulai menyampaikan maksud hatinya untuk memperoleh surat jalan tingkat dua. Barangkali, imajinasi Neneng memang sebesar buah jambu, tiba tiba ia merasa seperti pesakitan disana. Salah seorang--darimerekayang berseragamsenadadengankopisusupaginya--membacakan sebuah daftar panjang syarat yang harus dibawa Neneng :
-kartukeluarga Ujang-Neneng yang asli, bukan fotokopi, bukan hasil fax, bukan aspal, apalagi hasil nyontek
-ktp Ujang Badrun yang asli, dan telah lulus uji balistik dan mikroskopik
-foto Ujang Badrun yang pas, artinya bukan foto berpose narsis, dengan mulut dimonyongkan, mata terbelalak belo, atau dalam pose setengah mengundang memeluk pohon, cukup foto setengah badan si Ujang dengan muka sedatar tembok, beranatomi jelas : ini jidat, ini mata, ini hidung, mulut Ujang satu
-ktp asli Neneng Badrun yang benar benar menampilan data Neneng bukan si mbok bakul sayur langganannya atau si iteung, tetangga depan rumah yang super duper ramah
-aha, ini syarat yang membuat mata Neneng belo seakan berpose buat propic fesbuknya, surat kelakuan baik Ujang Badrun dari polisi
Waduh

(belumselesaibaca:bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar