harmony

harmony

Senin, 19 September 2011

untukmu, yang setia menjaring angin

ada lambaian tanganmu
di puisi terakhir
hitam putih suara hati

mimpi kali ini berkelambu
memberi efek aura dramatis
kemana arah bayang?

tidakkah bahasa tangisan sama?
sebuah senyum yang terkubur
bisakah kau gambar di puisimu?

pada akhirnya adalah letih, sendiri, padahal aku dan kau tetap ada, sebisik apapun percakapan yang teredam , duga

(perlukah kuyakinkan bahwa kau puisi yang pernah ada?)

pati, 28 februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar