namamu telah salah kueja, seperti aku salah membaca
angin, yang memuat sangarnya tajin, ketika kusangka
sekedar obat kurap, sungguh semata karena pelat,
lupa rasa cabe, yang kuangankan pengganti liontinku
yang hilang, jadi jangan sarankan yang lain,
sebentar hendak kuukur dahulu ubin yang mampu
disinari sebuah bola lampu, atau benar katamu
biar saja remang hingga tak ada batas itu,
pati, 13 juli 2010
Rabu, 14 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar