Tarian sunyi yang kau paksa masuk jemariku membuatku
termangu. Aku terdiam mencoba mengimbangi ketukan
pelog dan salendromu yang terasa makin tak selaras dengan
gerak riuh yang kubuat. Gendingnya membuatku semakin retak.
Bungkam, jiwaku berbicara membahana, meniti menara menara
sunyi yang membangun pencakarnya sendiri. Dindingnya merefleksikan
dawai yang melenting kehilangan irama. Kata kata sunyi makin kehilangan
alurnya. Tergugu, hatiku mencari degub yang tercecer di sela ketukanmu.
Satu...
satu..
pencakar pencakar itupun rubuh.
bandung, 25 juni 2010
Selasa, 06 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar