harmony

harmony

Selasa, 06 Juli 2010

nadir

titik nadir.....

seperti harapan gadis kecil yang terhenti di peron, menunggu kereta kenangan
ibunya yang ternadir di depo ujung rel terjauh. jakarta bandung dengan ujung
hidung menempel di kaca keruh kereta, melihat ekor loko meliuk tergopoh gopoh
mengikuti gerbong depannya. gadis kecilku dengan mata berbinar, menunggu
setia di kursi, bersama kenangan yang mengabur, dan sejenak berhayal menjadi
indian yang mampu mendengar kedatangan kereta mimpi dengan menempelkan
telinganya di mengkilatnya rel.

seperti menunggu sebuah rangkaian syair sajak sajak sahabat menyentuh jiwa
yang telah menjadi puisi terindah di taman Tuhan. merindukannya dengan segenap
kenangan yang berlari lari di sela sela pohon kelapa dan perjuangan menyuapi gadis
kecil. puisi puisiku katamu yang tak akan pernah habis dengan bola mata berbinar
mengalahkan bintang

seperti berusaha menghapal setiap langkah yang diambil serombongan anak,
diantara pematang sawah dan titian kecil sungai yang telah bertransformasi
menjadi belantara beton pilar dan dinding tak berujung lengkap dengan lolongan
deru raja raja jalan di kepulan debu yang tersaji melimpah dan gratis bagi percepatan
kenadiranmu

titik nadir...seperti saat ini, ketika berdiri di titik ini,..mengenangmu

pati, 17 juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar