harmony

harmony

Selasa, 06 Juli 2010

waktunya waktu

aku menstel weker sebagai tuan atas waktuku. waktu yang sebenarnya juga bukan milikku.
padahal matahari menawarkan jasanya tanpa perlu aku bersusah payah. kerikil yang
tertendang tetap ditempatnya membatu. daun gugur yang kuratapi kemarin telah terganti
tunas baru yang indahnya melebihi dukaku. waktu yang menjadi tuan selalu selangkah di depan
khawatir dan bodohku. uban di pelipismu kulihat bagai bendera kemenangan. untuk setiap
senyuman dan gumaman yang diprakarsai waktu. waktu hari ini menawarkan dirinya menjadi
pedal sepeda statis yang kugoes dengan peluh. waktu selangkah di depan aku tetap diam
di tempat. rantang kosong penjaga pintu mengkilat minta diisi. kerikil yang kutendang
ternyata terpental dan serpihannya menembus empeduku. tak bisakah waktu yang kau tuankan
memberiku detik beberapa saat lebih cepat hingga aku mampu lebih bersiap? lihat bayangan
awan selangkah lebih cepat dari jemuran yang kugantung. ah debat tentang waktu...waktu...
waktu membuatnya lebih mencibir pada bodohku. jadi sampai mana kita, biar saja waktu
yang berbicara, meluncur disepanjang rel mati yang entah kenapa ingin sekali aku duduk
dan bergaya disitu untuk kau abadikan di sebuah waktu.

pati, 15 juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar